Dibuka Siswa Baru SMP-SMA Lokon 2023-2024
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP-SMA Lokon St. Nikolaus Tomohon TA. 2023-2024 TELAH DIBUKA
Graduation SMP Lokon 2022
Acara penamatan dimulai dengan Ekaristi Syukur di Gereja Lokon hanya beberapa meter dari Sporthall.
Graduation SMA Lokon 2022
Selasa pagi itu (10/5), acara penamatan (graduation) para siswa SMA Lokon Angkatan 18 meriah.
TIFF 2022 Marching Band Lokon Viral di Tiktok
Marching Band Lokon selalu tampil di setiap gelaran Tournament of Flowers (ToF) yang diselenggarkan oleh Pemkot Tomohon.
Walikota Tomohon Puji Alvin peraih Perak FLS2N
Dalam Instagram @officialcarollsenduk, Walikota Tomohon, Caroll Senduk memberikan pujian kepada Alvin Johny Dapa, Peraih Gitar Solo FLS2N
15 November 2011
30 September 2011
Satu Perunggu OSN 2011 untuk SMA Lokon
Lagi-lagi sebuah ironi. Sulawesi Utara sebagai tuan rumah Olimpiade Sains Nasional (OSN) ke X, 11-16 September 2011, boleh dikata sukses dalam menyelenggarakan iven Nasional. Tetapi, dalam ajang OSN kali ini, Sulut hanya merebut medali perunggu, atas nama Maykel Sondak, siswa SMA Lokon dalam mata pelajaran Matematika.
Kesuksesan sebagai tuan rumah OSN, sudah diduga sebelumnya. "Berikanlah kenyamanan kepada setiap peserta sehingga mereka bisa berlomba dengan baik. Sulawesi Utara sudah terkenal kerukunannya sehingga beragam kegiatan berskala nasional dan internasional selalu sukses," ujar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Utara Star Wowor
Ia menambahkan, untuk OSN tingkat SMA akan dilaksanakan di Kawanua Sahid Hotel, OSN tingkat SD di Hotel Grand Kawanua, dan Olimpiade Sains Guru akan berlangsung di aula Hotel Grand Puri. Selain itu, kata dia, OSN SMA juga akan dilaksanakan di beberapa sekolah menengah atas yang tersebar di Kota Manado dan Kota Tomohon. Di Kota Manado akan dipusatkan di SMAN I, SMAN 7, SMK Eben Haezer, sedangkan di Kota Tomohon berlangsung di SMU Lokon.
Perhelatan OSN sudah usai. Semua berjalan dengan lancar sesuai dengan komitmen tuan rumah. Namun alih-alih OSN 2011 menyisakan cerita pilu di kalangan para pemerhati pendidikan. Intinya, mengapa Sulut hanya memperoleh satu perunggu? Ini kan tidak sebanding dengan Jawa Tengah yang menjadi juara umum dengan perolehan 74 medali terdiri dari 21 Emas, 29 Perak dan 24 Perungu.
Menanggapi ironi itu, secara spontan, teman saya angkat berbicara, “Seharusnya guru dan siswanya belajar ke Jawa. Minimal mencari tahu bagaimana kok bisa memperoleh medali sebanyak itu. Apa sih rahasianya? Kalau soal intelektual, di mana-mana sama saja. Pasti ada cara-cara yang tidak dibuat di Sulut.” Teman yang lain menimpalinya dengan nada pesimis, “Kalau soal fasilitas gedung dan sarana prasarana pendidikan, sudah cukup memadai.” Lalu ia menujuk Observatorium Astronomi mewah yang dibangun di SMA Lokon. Katanya, satu-satunya SMA di Asia yang memiliki kubah astronomi dengan teropong bintangnya.
Apa yang dikatakan teman-teman itu ada benarnya juga. Sarana pendidikan dan fasilitasnya sudah memadai namun belum tentu berhasil mencetak siswa yang mampu menyabet medali di OSN. Kemudian, pembicaraan tentang minimnya Sulut memperoleh medali dalam OSN semakin hangat ketika berbicara soal kualitas guru dan sistem pendidikannya. Termasuk dibicarakan soal bagaimana memanage soal itu.
Di lain pihak, pemerintah pun sebenarnya sudah mensupport dan memotivasi kepada sekolah-sekolah dan siswa-siswinya, seperti yang dikatakan oleh Mendiknas. “Kepada para juara, tetaplah mempersiapkan diri karna Olimpiade Nasional ini bukan akhir dari segalanya. Para juara, apakah itu emas, perak atau perunggu nanti akan diseleksi kembali untuk masuk training center untuk dipersiapkan mengikuti Olimpiade tingkat internasional.” kata Mendiknas, Muhamad Nuh, sesaat sebelum pengalungan medali pada upacara penutupan OSN ke X.
Sebelum OSN digelar, pemerintah melalui Kemendiknas, menyampaikan tentang apa tujuan diadakan OSN, “sarana mengembangkan kreativitas siswa dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus sebagai sarana menumbuh-kembangkan semangat berkompetisi dan tradisi berprestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional. Bahkan Mendiknas Mohammad Nuh mengatakan, dalam kompetisi ada tiga nilai tersembunyi, yaitu nilai untuk berusaha, kejujuran dan ketaatan terhadap norma, serta kreativitas dan prestasi.
"Yang menang bukan sekadar bisa, tetapi di samping mampu menjawab pertanyaan di situ ada kreativitas dan inovasi," katanya saat pembukaan. Mendiknas mengatakan, OSN menjadi penting karena bagian dari usaha untuk menumbuhkan tradisi dan budaya keilmuan, serta membangun peradaban. "Sekarang ini yang masih harus didorong lebih kuat yaitu bagaimana mencari bibit-bibit yang tersebar di seluruh negeri. Harus mulai dari pembibitan, penanaman, perawatan sampai dengan pengembangan. Dari situ tumbuh jago di bidang sain dan seni," katanya.
Barangkali pemerintah Sulut bisa belajar tentang bagaimana mempersiapkan siswa-siswinya menjelang OSN. Berikut ini cerita tersisia dari pembicaraan soal mengapa hanya perunggu yang diraih siswa-siswa Sulut dalan ajang OSN:
- 1. Bank Soal: agaknya sekolah belum memiliki sistem terpadu dalam masalah bank soal ini. De facto, guru-guru yang pro aktiflah yang bisa mengumpulkan berbagai macam soal-soal mapel yang dikuasainya. Ada kecenderungan masih mengumpulkan sendiri demi kepentingan pribadi guru bukan dimasukkan dalam bank soal di Sekolah .
- 2. Diklat Guru Mapel: agenda untuk diklat guru mapel masih kurang. Diklat seringkali diselenggarakan di Jawa atas undangan instansi di pusat. Itupun tergantung sekolah-sekolah yang diundang secara khusus. Bagaimana dengan sekolah-sekolah yang tidak dianggap khusus tapi memiliki siswa yang pandai?
- 3. Training Centre: diberitakan siswa-siswa OSN di Jawa sudah di tc sekurang-kurang sebulan sebelumnya. Penyelenggaraannya bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi . Kepedulian atau kerjasama dengan perguruan tinggi perlu dibangun untuk mempersiapkan berbagai lomba di tingkat nasional dan daerah.
- 4. Sesama Guru Mapel: maksudnya sesama guru saling kenal dan saling bekerjasama agar ilmu yang diajarkan kepada siswa adalah ilmu yang terus menerus di update. Sekaligus mengajak siswa-siswanya yang ikut klub sains agar terjadi interaksi ilmiah yang menguat.
- 5. Lomba ditingkat Daerah: selama ini penyelenggaran lomba di tingkat daerah dibuat oleh perguruan tinggi selaras dengan acara peringatan tertentu. Berharap dibuat agenda yang lebih sering untuk memicu dan memacu anak didik untuk mengembangkan ilmu yang dipelajari.
“Jer Basuki Mawa Bea” adalah pepatah Jawa Kuno yang berarti segala sesuatu kalau mau baik, membutuhkan dana. Semoga dana pendidikan, tidak menjadi kendala dalam perolehan medali di OSN. Kalau ya, maka minimnya propinsi di luar Jawa memperoleh medali di OSN, apakah karena kurangnya dana pendidikannya? Kalau sudah begini, saya hanya bertanya dalam hari, “Quo Vadis, Pendidikan Indonesia?”
07 September 2011
Wakil SULUT ke OSN 2011
Olympiade Sains Tingkat Nasional Th. 2011
diselenggarakan di Manado dan Tomohon
12-15 September 2011
Matematika
- Maykel Sondakh
- Ryan Robot
- Alfredo J Yulianto
- Lelyana M Lintang
- Louis S Pandi
- Wiken B Lengkong
- Michael A Saputra
- Cathrien Roeroe
- Novena R Parengkuan
- Reynaldy C Moksidy
- Marrio F Gerungan
Catatan:
SMA Lokon menjadi tuan rumah untuk bidang studi Astronomi dan Biologi
27 Agustus 2011
Obervatorium SMA Lokon
MANADO, KOMPAS.com - Sebuah
observatorium memiliki sejumlah teleskop dan teropong canggih berlokasi
di Sekolah Menengah Atas Lokon, Tomohon, Sulawesi Utara, diresmikan
penggunaannya, Senin (24/10/2011). Pendirian observatorium bernama Mount
Lokon Observatory adalah terobosan pengelola SMA Lokon Tomohon
menghadirkan ilmu astronomi kepada generasi muda, terutama di kalangan
pelajar di Sulawesi Utara.
Ketua Yayasan SMA Lokon Ronald
Korompis mengatakan, observatorium memberi manfaat besar bagi generasi
muda dan pelajar Sulawesi Utara untuk pengembangan ilmu pengetahuan
teknologi, terutama astronomi.
”SMA Lokon satu-satunya SMA di Indonesia yang memiliki fasilitas observatorium,” kata Ronald Korompis.
Guru
SMA Lokon, Dr Mezak Ratag, mengatakan, Mount Lokon Observatory dibangun
selama enam bulan dengan biaya sekitar Rp 5 miliar. Ia mengatakan,
pembangunan kubah observatorium merupakan kemajuan besar bidang
pendidikan astronomi di Sulawesi Utara.
”Untuk melihat dan
meneliti bintang tak perlu jauh-jauh ke Observatorium di Bosscha,
Bandung, Jawa Barat. Siswa cukup ke SMA Lokon di Tomohon,” kata Mezag
Ratag, mantan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Meteorologi
dan Geofisika (BMG).
Dia mengatakan, beberapa teropong dan teleskop Mount Lokon Observatory adalah hasil teknologi canggih.
Di
kubah observatorium berdiameter 5 meter itu, misalnya, ditempatkan
teleskop otomatik Meade LX-200 GPS serta teleskop manual jenis Hunter
yang didatangkan dari Australia. Keistimewaan Mount Lokon Observatory
adalah dapat terkoneksi dengan teleskop luar angkasa milik NASA.
”Seluruh
fasilitas yang ada bisa terkoneksi, termasuk dengan teleskop-teleskop
lain yang masuk dalam jaringan World Wide Telescop,” kata Mezak Ratag. (zal)
24 Agustus 2011
Putri Cinderella, Ikut Pawai Kemerdekaan RI
“Gadis cantik yang pada akhirnya dipersunting oleh Pangeran dan kemudian hidup bahagia dan merasakan kemakmuran di Kerajaan, harus membutuhkan perjuangan keras untuk mendapatkan semua itu. Mengatasi “penjajahan” dari saudara-saudara tirinya yang penuh dengki dan cemburu, bukan hal mudah. Meski dia sudah berbuat baik dengan menjadi pelayan untuk saudaranya itu, rupanya itu belum cukup. Cinderella menangis, karena dilarang bertemu dengan Sang Pangeran. Saudara-saudara tirinya justru memaksa Cinderella, tinggal di rumah untuk mencuci pakain kotor. Dalam kesedihan dan keputusasaan itu, datanglah Sang Peri untuk menolong Cinderella hingga akhirnya bertemu dengan Sang Pangeran. Sepatu kaca Cinderella yang tertinggal mempertemukan kembali dengan Sang Pangeran. Kisah selanjutnya Cinderella dipersunting oleh Pangeran dan tinggal bahagia di Kerajaan”
Dongeng Cinderella itu diusung kembali dalam bentuk sebuah “Display” Musikal yang memukau dan sangat atraktif oleh Marching Band SMA Lokon pada pawai HUT Kemerdekaan RI ke 66 di depan Plt. Walikota Tomohon, Bp. Jimmy F. Eman SE Ak dan sejumlah pejabat Pemkot lainnya pada 17 Agustus 2011, sore hari .
Pawai 17 Agustusan di kota Tomohon sudah menjadi tradisi. Jadi setelah, upacara detik-detik Proklamasi, mulai pukul 13.00 wita, dilanjutkan dengan pawai melewati jalan protokol Kota Tomohon. Peserta pawai kebanyakan dari sekolah-sekolah, baik dari SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
21 Agustus 2011
Pawai Pembangunan 19 Agustus 2011
Sekertaris Kota (Sekot) Tomohon, Arnold Polii mengangkat bendera Start |
Bapak Sekkot Tomohon, Bp. Arnold P mengangkat bendera start pawai pada pukul 13.00. MB Lokon dan Siswa SMP saat itu menjadi barisan pembuka Pawai Pembangunan. Teriknya matahari tidak mempengaruhi semangat "merah-putih" para peserta. Tercatat, lebih dari 100 kendaraan hias dari berbagai intansi, sekolah, perusahan dan pemerintahan, meramaikan pawai. Barisan para peserta itu bergerak meng-ular memasuki jalan utama kota Tomohon.
Defile MB Lokon Sepanjang Jalan Utama Tomohon |
20 Agustus 2011
18 Agustus 2011
Pawai 17 Agustus 2011 (2) di kota Tomohon dan Marching Band Lokon
Tulisan tentang Display Marching Band Lokon di hadapan Plt Walikota Tomohon, Jimmy F. Eman SE Ak, bisa di baca di tautan ini:
04 Agustus 2011
03 Agustus 2011
01 Agustus 2011
Photo Story: Letusan Gunung Lokon, Juli 2011
Letusan Kamis malam, pk 23.45 wita |
Kawah Tompaluan menyemburkan Lava Pijar |
Merah Membara di Lihat dari Bukit Doa Mahawu |
Desa Kakaskasen persis di bawah Kawah Tompaluan : Aman |
Letusan Minggu Pagi, Debu Vulkanik mengarah ke Sea, Tanahwangko, Malalayang |
Kelihatan Dahsyat |
Awan Menghitam di atas kawah Tompaluan |
28 Februari 2011
Catatan SMA Lokon dalam DBL 2011
@lokondancer 1st Dance Competitioon Honda DBL 2011 Noth Sulawesi (Foto diambil dari http://www.deteksibasketball.com) |
- Team Basket Putra Losnito : Semifinal
- Team Basket Putri Losnito : Perdelapan final
- Team Dance Lokondancers : 1 ST PLACE Dance Competition Honda DBL
- League DBL First Team Putra : KEVIN ALBERT LENSUN
- League DBL First Team Putri : NASRANI JANET SENDUK
- HONDA Beat Team Chalenge : Runner-Up SMA Lokon Tomohon
- Mens BIORE Speed Chalenge: Runner-Up SMA Lokon Tomohon
- Honda Beat TIC TAC Toe : CHAMPION SMA Lokon Tomohon
- DISCIPLINE AWARD : SMA LOKON TOMOHON (PUTRA)
19 Februari 2011
Masih Jawara di Lomba Sains di FMIPA Unsrat 2011
Manado - Jumat, 18 Februari 2011, SMA Lokon patut bangga karena siswa-siswinya menyabet juara Umum Lomba Sains se-Sulut yang diadakan oleh FMIPA Unsrat dalam rangka Dies Natalis ke 13. Bidang studi Sain yang dimenangkan oleh SMA Lokon adalah Fisika, Biologi, Kimia dan Mathematika. Ada 187 peserta dari 12 SMA se- Sulut. Sebanyak 60 siswa berhasil masuk tahap Final.
Siswa-siswa SMA Lokon yang menjadi juara adalah
- Fisika: Patrick Gian Tendean (Juara I); Garry Kevin Yunathan (juara II)
- Biologi: Dirgawati Wong (Juara I), Sani Meokbun (Juara II)
- Kimia: Christian Ari (Juara I), Reynaldi Daeng Kuma (Juara III)
- Matematika: David Limoris (Juara I), Billy Tulungen (Juara III)
Diakui bahwa masih ada siswa kelas XII atau kelas III yang ikut dan mendapat juara. Mereka ini memang wakil sekolah yang pernah menjadi wakil Sulut dalam Olympiade Sain Nasional. Perlu dipersiapkan kader-kader untuk bisa nantinya mewakili Sulut dalam bidang Sains. Apalagi tahun ini, Lomba Olympiade Sain akan diselenggarakan di SULUT, khususnya Manado. Tidak menutup kemungkinan SMA Lokon menjadi tuan rumah perhelatan Olympiade Sain Tingkat Nasional.
Selain menyabet juara, SMA Lokon bakal merebut Trophy Bergilir Rektor Unsrat dan hadiah-hadiah lainnya yang akan diserahkan pada tanggal 28 Februari pada Puncak Dies Natalis di Unsrat.